Selasa, 04 Januari 2011
Syukur Di Pagi Hari
Begitu indahnya mentari pagi kita dapati saat terjaga, kembali menghirup segarnya udara kehidupan, lalu kita pun tersenyum mendengar merdunya kicauan burung yang bernyanyi menyambut datangnya hari. Sadarilah, bahwa semua itu merupakan bagian dari nikmat-nikmat-Nya. Sungguh, tak akan mampu terhitung besarnya curahan nikmat yang telah ALLAH SWT anugerahkan kepada kita sepanjang usia yang kita jalani. Begitu banyak nikmat yang kita rasakan yang membuat hati kita terasa lega, dan bibir tersenyum bahagia.
Sesungguhnya, tiada yang patut kita perbuat atas semua pemberian itu selain mewujudkannya dalam bentuk rasa syukur kepadaNya berupa sebuah ketaatan. Bersyukur atas nikmat dan karunia ALLAH SWT, bisa dilakukan dengan tiga cara;
Syukur dalam hati, yaitu memantapkan dalam hati, bahwa apapun nikmat yang kita rasakan dan terima adalah berasal dari ALLAH SWT.
Syukur dengan lisan, yaitu dengan banyak memujiNya sambil berucap “Alhamdulillah”. Berterima kasih kepada manusia atas kebaikannya kepada kita merupakan bentuk kesyukuran kita kepada ALLAH SWT.
Syukur dalam perbuatan, yaitu dengan cara mempergunakan anggota tubuh untuk melaksanakan ketaatan serta amal ibadah kepada ALLAH SWT.
Jika ALLAH SWT mengaruniakan kita sepasang mata, maka mesti digunakan untuk melihat kebesaran ALLAH SWT serta segala sesuatu yang baik dan berguna. Jika ALLAH SWT mengaruniakan kita lisan yang sempurna, maka tidak lain hal itu dipergunakan untuk berucap sesuatu yang berguna dan bermanfaat, berkata-kata yang mengandung nasehat, ajakan kebaikan serta jauh dari hal-hal buruk dan terlarang, seperti menceritakan aib orang lain.
Sesungguhnya, wujud kesyukuran kita atas anugerah nikmat dari ALLAH SWT tidaklah cukup hanya dengan lisan, melainkan hadirnya kesadaran di dalam hati, bahwa segala nikmat yang hadir pada hakikatnya datang dari dan atas izin ALLAH SWT sehingga menggugah diri kita untuk bertekad dan berupaya menggunakan seluruh anggota tubuh yang diberikanNya untuk beribadah, yang bisa memberikan kebaikan dan maslahat untuk sesama, bukan untuk bermaksiat dan ingkar kepadaNya. Naudzubillahi mindzalik.
Wallahu a’lam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar