Jumat, 06 Agustus 2010

Antara Luka dan Cinta


Suatu ketika cinta bertanya pada sebatang pohon kurma, “Mengapa kau bisa berdiri kokoh di tengah padang gersang?”. Mengapa kau malah tak bisa hidup di tempat yang sejuk dan rindang?”. Dengan tersenyum, pohon kurma menjelaskan, “Mungkin kau menganggap gersang sebagai luka, mungkin kau mengidentikkan gersang dengan kesengsaraan. Tapi bagiku, inilah cinta. Di dalamnya aku tumbuh sebagai pohon kurma. Tidak sebagai yang lainnya justru ketika aku ditempatkan di tempat yang sejuk dan dingin, aku merasa terluka. Padahal kau menganggapnya cinta”


Lalu luka datang dan bertanya hal yang serupa pada pohon kurma. Pohon kurma memberikan jawaban yang sama. Lalu luka bertanya, “Sebenarnya apa yang membedakan kami berdua?”. Pohon kurma kembali tersenyum dan balik bertanya, “Luka, apakah kau yakin dirimu adalah luka? Cinta, apakah kau yakin dirimu adalah cinta?”. Luka dan cinta saling berpandangan. Hampir serempak mereka berkata, “Maksudmu?”


“Terkadang sesuatu yang tampak sebagai luka pada hakikatnya adalah cinta. Sedangkan sesuatu yang tampak sebagai cinta terkadang pada hakikatnya adalah luka”


Luka dan cinta kembali berpandangan. Mereka tak mengerti.


“Tapi aku selalu membuat orang bahagia” ujar cinta tiba-tiba.


“Apakah kau yakin ALLAH juga bahagia? Atau orang lain juga bahagia dengan kebahagiaan itu?”


“Aku juga sering buat orang sengsara” Luka angkat suara.


“Apakah kau yakin ALLAH juga pasti murka? Atau orang lain membencinya?”


“Wahai pohon kurma, apa maksudmu sebenarnya? Kami tidak mengerti”


“Sesungguhnya antara luka dan cinta tak ada bedanya. Tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Ada orang yang bisa bertahan dengan cinta dan luka sekaligus. Ada orang yang bisa hidup hanya dengan cinta. Ada orang yang bisa hidup hanya dengan luka. Seperti aku ini. Menurut kalian daerah aku ini luka, tapi bagiku cinta.”


Luka dan cinta masih geleng-geleng kepala.


“Sudahlah. Setelah ini, kalian berkaca dan tataplah lekat diri kalian. Kemudian bertanya apakah aku ini luka atau cinta?”


Luka dan cinta pergi meninggalkan pohon kurma dengan seribu tanda Tanya.



*****Saudaraku, terkadang apa yang kita kira itu cinta, terkadang malah sebaliknya, dan terkadang jika kita kira luka padahal itu cinta. Ada makna di balik setiap peristiwa yang perlu kita ambil hikmahnya. Semoga kita bisa lebih bijaksana dalam menilai sesuatu. Wallahu’alam bishawab***** ^_^

Lelah Tapi Akan Berbuah Indah Pada Waktunya


♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥******....Kegalauan ... ...*****♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥

Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji untuk memikat hati, "Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku satu-satunya yang bisa membahagiakanmu," atau "Jika kau menjadi istriku nanti, hanya dirimu di hatiku" dan "bla...bla...bla..." Sang wanita pun tersipu malu, hidungnya kembang kempis, sambil menundukkan kepala, "Aih...aih..., abang bisa aja." Onde mande, rancak bana !!!Lidah yang biasanya kelu untuk berbicara saat bertemu gebetan, tiba-tiba jadi luwes, kadang dibumbui 'ancaman' hanya karena keinginan untuk mendapatkan doi seorang. Kalo ada yang coba-coba main mata ama si doi, "Jangan macem-macem lu, gue punya nih!"

Amboi... belum dinikahi kok udah ngaku-ngaku miliknya dia ya? Lha, yang udah nikah aja ngerti kalo pasangannya itu sebenarnya milik Allah SWT.Emang iya sih, wanita biasanya lebih terpikat dengan lelaki yang bisa menyakinkan dirinya apabila ntar udah menikah bakal selalu sayang hingga ujung waktu, serta bisa membimbingnya kelak kepada keridhoan Allah SWT. Bukan lelaki yang janji-janji mulu, tanpa berbuat yang nyata, atau lelaki yang gak berani mengajaknya menikah dengan 1001 alasan yang di buat-buat.Kalo lelaki yang datang serta mengucapkan janjinya itu adalah seseorang yang emang kita kenal taat ibadah, akhlak serta budi pekertinya laksana Rasulullah SAW atau Ali bin Abi Thalib r.a., ini sih gak perlu ditunda jawabannya, cepet-cepet kepala dianggukkan, daripada diambil orang lain, iya gak? Namun realita yang terjadi, terkadang yang datang itu justru tipe seperti Ramli, Si Raja Chatting, atau malah Arjuna, Si Pencari Cinta, yang hanya mengumbar janji-janji palsu, lalu bagaimana sang wanita bisa percaya dan yakin dengan janjinya?Nah...Berarti masalahnya adalah bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dengan kita? Pusying... pusying... gimana caranya ya? Ih nyantai aja, semua itu telah diatur dalam syariat Islam kok, karena caranya bisa dengan proses ta'aruf.

Apa sih yang harus dilakukan dalam ta'aruf? Apa iya, seperti ucapan janji-janji seperti diatas?Ta'aruf sering diartikan 'perkenalan', kalau dihubungkan dengan pernikahan maka ta'aruf adalah proses saling mengenal antara calon laki-laki dan perempuan sebelum proses khitbah dan pernikahan. Karena itu perbincangan dalam ta'aruf menjadi sesuatu yang penting sebelum melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon pasangan dapat saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya. Lalu, apa aja sih yang mesti diungkapkan kepada sang calon saat ta'aruf?1. Keadaan KeluargaJelasin ke calon pasangan tentang anggota keluarga masing-masing, berapa jumlah sodara, anak keberapa, gimana tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. Bukan apa-apa, siapa tahu dapat calon suami yang anak tunggal, bokap ama nyokap kaya 7 turunan, sholat dan ibadahnya bagus banget, guanteng abis, lagi kuliah di Jepang (ehm), pokoknya selangit deh! Kalo ketemu tipe begini, sebelum dia atau mediatornya selesai ngomong langsung kasih kode, panggil ortu ke dalam bentar, lalu bilang "Abi, boljug tuh kaya' ginian jangan dianggurin nih. Moga-moga gak lama lagi langsung dikhitbah ya Bi, kan bisa diajak ke Jepang!"
lho?

Harapan dan Prinsip Hidup Warna kehidupan kelak ditentukan dengan visi misi suatu keluarga lho, terutama sang suami karena ia adalah qowwan dalam suatu keluarga. Sebagai pemimpin ia laksana nahkoda sebuah bahtera, mau jalannya lempeng atau sradak-sruduk, itu adalah kemahirannya dalam memegang kemudi. Karena itu setiap calon pasangan kudu tau harapan dan prinsip hidup masing-masing. Misalnya nih, "Jika kau menjadi istriku nanti, harapanku semoga kita semakin dekat kepada Allah" atau "Jika kau menjadi istriku nanti, mari bersama mewujudkan keluarga sakinah, rahmah, mawaddah." Kalo harapan dan janjinya seperti ini, kudu' diterima tuh, insya Allah janjinya disaksikan Allah SWT dan para malaikat. Jadi kalo suatu saat dia gak nepatin janji, tinggal didoakan, "Ya Allah... suamiku omdo nih, janjinya gak ditepatin, coba deh sekali-kali dianya...," hush...! Gak boleh doakan suami yang gak baik lho, siapa tahu ia-nya khilaf kan?3. Kesukaan dan Yang Tidak DisukaiDari awal sebaiknya dijelasin apa yang disukai, atau apa yang kurang disukai, jadinya nanti pada saat telah menjalani kehidupan rumah tangga bisa saling memahami, karena toh udah dijelaskan dari awalnya. Dalam pelayaran bahtera rumah tangga butuh saling pengertian, contoh sederhananya, istri yang suka masakan pedas sekali-kali masaknya jangan terlalu pedas, karena suaminya kurang suka.

Suami yang emang hobinya berantakin rumah (karena lama jadi bujangan), setelah menikah mungkin bisa belajar lebih rapi, dll. Semua ini menjadi lebih mudah dilakukan karena telah dijelaskan saat ta'aruf. Namun harus diingat, menikah itu bukan untuk merubah pasangan lho, namun juga lantas bukan bersikap seolah-olah belum menikah. Perubahan sikap dan kepribadian dalam tingkat tertentu wajar aja-kan? Dan juga hendaknya perubahan yang terjadi adalah natural, tidak saling memaksa.4. Ketakwaan Calon PasanganApa yang terpenting pada saat ta'aruf? Yang mestinya menduduki prioritas tertinggi adalah bagaimana nilai ketakwaan lelaki tersebut. Ketakwaan disini adalah ketaatan kepada Allah SWT lho, bukan nilai 'KETAKutan WAlimahAN' :D Karena apabila seorang lelaki senang, ia akan menghormati istrinya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak suka berbuat zalim kepadanya. Gimana dong caranya untuk melihat lelaki itu bertakwa atau tidak? Tanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, misalnya kerabat dekat, tetangga dekat, atau sahabatnya tentang ketaatannya menjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar. Misalnya tentang sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, atau pula gimana sikapnya kepada tetangga atau orang yang lebih tua, dan lain-lain. Apalagi bila lelaki itu juga rajin melakukan ibadah sunnah, wah... yang begini ini nih, 'calon suami kesayangan Allah dan mertua.'Inget lho, ta'aruf hanyalah proses mengenal, belum ada ikatan untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya khitbah. Nah kadang jadi 'penyakit' nih, karena alasan "Kan masih mau ta'aruf dulu..." lalu ta'rufnya buanyak buanget, sana-sini dita'arufin. Abis itu jadi bingung sendiri, "Yang mana ya yang mau diajak nikah, kok sana-sini ada kurangnya?"Wah..., kalo nyari yang mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah atau setabah Fatimah Az-Zahra, pertanyaannya apakah diri ini pun sesempurna Rasulullah SAW atau sesholeh Ali bin Abi Thalib r.a.? Nah lho...!!!Apabila hukum pernikahan seorang laki-laki telah masuk kategori wajib, dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah kata-kata bijak, 'jika berani menyelam ke dasar laut mengapa terus bermain di kubangan, kalau siap berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan?'Ya akhi wa ukhti fillah,Semoga antum segera dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan dalam kebaikan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa yang tak putus-putusnya mengisi rongga kehidupan rumah tangga. Kalaupun nanti ada air mata yang menetes, semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda kesyukuran kepada Allah SWT karena Ia telah memberikan pasangan hidup yang selalu bersama mengharap keridhoan-Nya, aamiin allahumma aamiin.Barakallahulaka barakallahu'alaika wajama'a bainakuma fii khairin..................Wallahu a'lam
bishowab,

...................♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥
••♥•.¸¸.•♥•.♥••♥•.¸¸.•♥•.♥••♥•.¸¸.•♥•.♥••♥•.¸¸.•♥•.♥ ♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥ *********** ~.LELAH TAPI INDAH.~ 1 kali dalam 1 tahun kutahu namanya.. 1 kali dalam 1 tahun melihat wajahnya.. 1 kali Ta'aruf dalam 1 tahun kujalaninya.. 1 kali dalam 1 tahun ... .. Hhemmm.......... akhirnya.............. 1 kali dalam 1 hari ku Meminangnya.. Alhamdulillah..!

*********** ♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥ ••♥•.¸¸.•♥•.♥••♥•.¸¸.•♥•.♥••♥•.¸¸.•♥•.♥••♥•.¸¸.•♥•.♥ ~.Pacaran stlh pernikahan, Sungguh mengasyikkan dan halal

Rabu, 04 Agustus 2010

Cerita Yang Indah Tentang AL QURAN.


Mengapa kita membaca Quran, bahkan jika kita tidak mengerti bahasa Arab????

Ini adalah kisah yang indah.

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di pegunungan sebelah timur Kentucky dengan cucu lelakinya yang masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan duduk di meja dapur membaca Quran-nya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu bertanya, "Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'an seperti mu tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'an ? "

Sang kakek diam berbalik dari meletakkan batubara di tungku dan menjawab, "Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawakan saya kembali sekeranjang air”.

Anak itu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba kembali ke rumah. Kakek tertawa dan berkata, "Kamu harus bergerak lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tetapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia kembali ke rumah. Terengah-engah, ia mengatakan kakeknya bahwa tidak mungkin untuk membawa air dalam keranjang, dan ia pergi untuk mengambil ember sebagai gantinya.

Orang tua itu berkata, "Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kau hanya harus berusaha cukup keras," dan dia pergi ke luar pintu untuk mengamati anak itu mencoba masuk

Pada titik ini, anak itu tahu bahwa hal itu mustahil, tetapi ia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat dia bisa, airnya akan selalu bocor keluar sebelum ia kembali ke rumah. Anak itu kembali mencelupkan keranjangnya ke sungai dan berlari keras, tapi ketika ia mencapai kakeknya keranjang itu kosong lagi. Terengah-engah, ia berkata, "Lihat Kek, percuma saja!"

"Jadi, kau pikir itu tidak ada gunanya?" Orang tua itu berkata, "Lihatlah keranjang."

Anak itu melihat keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.

”Anakku, itulah yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur'an. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membacanya, kamu akan berubah, luar dalam ketika Anda membaca waktu oleh waktu. Itulah pekerjaan Allah dalam hidup kita ....", kata si kakek.

Subhanallah..cerita yang sangat bagus, penuh makna.

Senin, 02 Agustus 2010

Syukurku


Detik demi detik waktu terus berputar di jemari hidupku. Begitu cepat waktu berlalu. Semua rasa syukur datang tak terhingga kepada Sang Pencipta ALLAH SWT, karena masih memberikan kesempatan untuk memberikan yang terbaik di sisa usia. Semoga di sisa usiaku, menjadikanku semakin bertaqwa kepada ALLAH SWT, makin bermanfaat untuk orang banyak, menjadikanku lebih baik dari detik ke detik. Ya ALLAH… Aku bermunajat kepadaMu, semua Muhasabahku, menitikkan airmata bahagia, rasa haru atas semua karunia ini...ALHAMDULILLAH.....

Minggu, 01 Agustus 2010

Pelangi Part 2


Kadangkala Dia hilangkan mentari. Kemudian Ia datangkan pula guruh dan kilat. Puas kita menangis mencari mentari. Rupanya, Ia ingin menghadiahkan kita ’sebuah pelangi’.

Aku tahu mentari takkan pernah berhenti bersinar. Dia akan terus mengisi dan menyinari setiap senyum pagi hariku. Namun aku sadar, dia terlalu jauh untuk kuraih. Mentari terlalu jauh dari peredaranku. Sinarnya terlalu menyengat setiap jengkal kulitku. Membuatku terus terbakar. Terbakar dalam nafas yang tersengal. Menenggelamkanku dalam kubangan keringat bercucuran.

Tapi, aku akan terus berkata, "Bersinarlah terus wahai mentari! Bumi membutuhkan hangat senyummu."

Dan aku… akan terus menanti pelangiku dengan setia sampai kapanpun..